Genre Horor Dominasi Perfilman Indonesia Pascapandemi Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Industri film di Indonesia saat ini menghadapi sejumlah tantangan setelah sempat mengalami pasang surut di era pandemi Covid-19. Salah satu tantangan tersebut yakni tuntutan keragaman konten.
CEO MNC Pictures Titan Hermawan mengungkapkan, sebelum pandemi Covid-19 industri perfilman Indonesia sempat mengalami kejayaan dengan beragam genre yang ditawarkan mulai percintaan, action, thriller, hingga family.
Namun, pascapandemi Covid-19, genre dalam industri film Indonesia hanya “main aman” dengan berkutat di genre horor. Titan menilai, salah satu faktornya adalah karena penonton yang kini ingin kembali merasakan suasana yang tak monoton setelah lama tidak menikmati film di bioskop.
“Sekarang ini kan penonton kebanyakan didominasi oleh gen Z dan millenial. Jadi biasanya mereka datang ke bioskop rame-rame untuk cari suasana nonton yang menegangkan atau ingin mendapatkan efek jumpscare dari film horor misalnya,” ujar Titan dalam Podcast Aksi Nyata secara daring lewat live Instagram @partaiperindo, Rabu (31/8/2022).
Titan melanjutkan, meskipun pascapandemi industri perfilman Indonesia mulai bangkit dan mencoba kembali menawarkan genre-genre yang beragam, nyatanya film bergenre horror masih menggaet banyak penonton.
“Bahkan kesuksesan genre film horor di Indonesia kini bisa dilihat dari jumlah penontonnya yang mengalahkan penonton film-film Hollywood saat ini,” lanjutnya.
Tak heran jika genre film horor saat ini masih mendominasi layar lebar Indonesia, paling tidak dalam periode pemulihan pascapandemi Covid-19. “Dengan kata lain, genre dalam film dapat diartikan sebagai kategori yang didasarkan pada kesamaan pada narasi atau emosi yang mungkin dialami oleh penonton,” tuturnya.
“Dalam perspektif yang lebih sempit, film Indonesia lebih banyak memilih genre untuk dipakai membaca keragaman konten sehingga menjadikan ini lebih problematis, entah mungkin ada beberapa alasan di baliknya,” lanjut Titan.
Menurut Titan, hal inilah yang menjadikan kualitas suatu film dirasa layak atau tidak untuk dipilih dan ditonton khalayak penyuka film.
Namun, menurut dia, pada dasarnya kualitas film di Indonesia harus dilihat dari berbagai sudut pandang yang ada. Entah dari jumlah dan reaksi penontonnya ataupun muatan konten yang disajikan dalam suatu film dan tak semata-mata mengandalkan promosi yang penuh gimmick.
CEO MNC Pictures Titan Hermawan mengungkapkan, sebelum pandemi Covid-19 industri perfilman Indonesia sempat mengalami kejayaan dengan beragam genre yang ditawarkan mulai percintaan, action, thriller, hingga family.
Namun, pascapandemi Covid-19, genre dalam industri film Indonesia hanya “main aman” dengan berkutat di genre horor. Titan menilai, salah satu faktornya adalah karena penonton yang kini ingin kembali merasakan suasana yang tak monoton setelah lama tidak menikmati film di bioskop.
“Sekarang ini kan penonton kebanyakan didominasi oleh gen Z dan millenial. Jadi biasanya mereka datang ke bioskop rame-rame untuk cari suasana nonton yang menegangkan atau ingin mendapatkan efek jumpscare dari film horor misalnya,” ujar Titan dalam Podcast Aksi Nyata secara daring lewat live Instagram @partaiperindo, Rabu (31/8/2022).
Titan melanjutkan, meskipun pascapandemi industri perfilman Indonesia mulai bangkit dan mencoba kembali menawarkan genre-genre yang beragam, nyatanya film bergenre horror masih menggaet banyak penonton.
“Bahkan kesuksesan genre film horor di Indonesia kini bisa dilihat dari jumlah penontonnya yang mengalahkan penonton film-film Hollywood saat ini,” lanjutnya.
Tak heran jika genre film horor saat ini masih mendominasi layar lebar Indonesia, paling tidak dalam periode pemulihan pascapandemi Covid-19. “Dengan kata lain, genre dalam film dapat diartikan sebagai kategori yang didasarkan pada kesamaan pada narasi atau emosi yang mungkin dialami oleh penonton,” tuturnya.
“Dalam perspektif yang lebih sempit, film Indonesia lebih banyak memilih genre untuk dipakai membaca keragaman konten sehingga menjadikan ini lebih problematis, entah mungkin ada beberapa alasan di baliknya,” lanjut Titan.
Menurut Titan, hal inilah yang menjadikan kualitas suatu film dirasa layak atau tidak untuk dipilih dan ditonton khalayak penyuka film.
Namun, menurut dia, pada dasarnya kualitas film di Indonesia harus dilihat dari berbagai sudut pandang yang ada. Entah dari jumlah dan reaksi penontonnya ataupun muatan konten yang disajikan dalam suatu film dan tak semata-mata mengandalkan promosi yang penuh gimmick.
(tsa)